Update 17 Januari 2021
12 Mei 2016 Ivan A saputra Jantung Kota
Bandarlampung (Lentera SL): Pembangunan gedung rumah sakit umum harus memperhatikan segala aspek, sebab mesti terjamin kokoh. Karena merupakan salah satu wajah pemerintahan, dan wajib menjadi benteng kesehatan.
“Karena di sinilah harapan bila ada kejadian-kejadian yang tak diinginkan. Kantor gubernur boleh rubuh, bank-bank boleh rubuh, tapi rumah sakit harus tetap berdiri kokoh,” kata Gubernur Lampung Ridho Ficardo, saat melakukan peletakan batu pertama pembangunan gedung administrasi dan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Kamis (12/5).
Menurut gubernur, dengan semakin pesatnya wisatawan dan terbukanya pintu kedatangan di Lampung, maka akan menimbulkan dampak yang harus bisa dicegah, salah satunya dari sisi kesehatan.
“Ketika bandara kita statusnya internasional, layaknya keamanan akan banyak peluang kejahatan yang masuk, begitupun dengan masalah kesehatan bakal banyak pula penyakit atau virus yang masuk. Ini tantangan yang harus diperhatikan kedepannya di tengah lompatan-lompatan pembangunan,” ungkap Ridho.
Guna mengurangi beban RSUDAM, sambung gubernur, pemprov mengibahkan tanah sekitar satu hektar untuk pengembangan rumah sakit umum Kota Bandarlampung, agar lebih berkembang dan pasien tak menumpuk hanya di RSUDAM saja. “Pemprov juga mendorong pengoptimalan rumah sakit umum seluruh kabupaten/kota di Lampung,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Ridho juga menjelaskan tentang kunjungannya beberapa waktu lalu ke RSUDAM, untuk melihat langsung situasi dan berdiskusi satu per satu dengan kepala unit tentang kebutuhan masing-masing unit untuk meningkatkan mutu dan kelengkapan.
Saat ini, lanjutnya, kebutuhan-kebutuhan penunjang setiap unit yang pernah disampaikan para kepala unit tersebut sudah hampir dipenuhi secara menyeluruh. Untuk itu, kedepan ia menuntut adanya perubahan signigfikan dari aspek pelayanan.
Adapun kegiatan pembangunan dan rehab fisik di RSUDAM dan pada tahun 2016, terdiri atas pembangunan gedung administrasi, pembangunan gedung rawat THT, mata dan kemotherapi, penyelesaian pembangunan gedung rawat inap kebidanan standar pelayanan obsteri neonatal emergensi komprehensip (PONEK), rehab gedung bedah central dan instalasi intensife terpadu, perluasan gedung bedah central, rehab gedung rawat inap dan gedung pelayanan lainnya.
Selain alokasi anggaran untuk sarana fisik, gubernur juga mendukung terpenuhinya kelengkapan alat-alat kesehatan kedokteran sebanyak 89 unit, yakni alat kesehatan dan kedokteran PONEK, alat kesehatan dan kedokteran ruang kebidanan dan kandungan, alat kesehatan radiologi, alat kedokteran bedah central, alat kesehatan dan kedokteran ruang perinatologi/ruang anak/ruang syaraf/ruang raru, alat kesehatan dan kedokteran instalasi gawat darurat.
"Kebijakan anggaran untuk dunia kesehatan ini, adalah ritme untuk mendukung lompatan-lompatan pembangunan yang sedang dilakukan di Provinsi Lampung. Juga sebagai tindak lanjut dari keluhan masyarakat selama ini atas masih kurang optimalnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum," tutupnya.
Sementara Direktur Utama (Dirut) Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM) Lampung, Hery Joko Subandrio mengatakan, target pembangunan gedung administrasi tersebut selesai Desember 2016. Sehingga pada 2017 mendatang, gedung admnistrasi itu sudah bisa efektif digunakan.
"Pembangunan gedung ini 110 hari, makanya pada Desember (2016) mendatang harus sudah selesai,” kata Hery usai acara peletakan batu pertama pembangunan gedung administrasi RSUAM Lampung, kemarin.
Mengenai anggaran yang dialokasikan? menurut Hery sebesar Rp20 miliar bersumber dari APBD murni 2016. “Alokasinya melalui APBD, bukan APBN. Jadi nantinya ke depan akan ada kelanjutan-kelanjutan (pembangunan) untuk RSUDAM ini,” jelasnya. (Chika)