Update 27 Februari 2021
11 Mei 2016 Ivan A saputra Lampung Barat
Liwa (Lentera SL): Bupati Lampung Barat (Lambar), Drs H Mukhlis Basri, mengakui sistem perkebunan kopi dan tataniaga kopi di Vietnam jauh lebih baik dibanding Indonesia, terutama petani kopi Lambar.
"Di Vietnam kan pemerintah turun tangan secara langsung, dan petani sangat mengikuti apa yang menjadi anjuran. Kalau jarak tanam kopi tiga meter ya petani ikut, bukan kayak kita jarak pendatang hanya 1,5 meter," kata Mukhlis seraya mengakui kebun kopinya sendiri seperti itu.
Makanya, Mukhlis yang baru pulang dari studi banding di Vietnam bersama sejumlah satker terkait, PPL, petani kopi, pedagang kopi dan lintas sector membeberkan, dari satu hektar kebun kopi di Vietnam satu tahun bisa menghasilkan biji kopi 9 ton, kalau petani kita hanya bisa menghasikan tujuh kwintal. "Kalau disini batangnya yang banyak, kalau di Vietnam buahnya yang banyak," jelas bupati.
Orang nomor satu di Lambar ini juga, mengakui selain rumput yang dibabat dengan arit sehingga diolah menjadi pupuk kompos dengan disimpan dalam lubang ditengah kebun itu sendiri, petani kopi Vietnam juga tidak hanya mengandalkan hujan tetapi kalau hitungan mereka kekurangan air maka dilakukan penyiraman. "Petani kopi Vietnam tidak menggunakan tekhnologi untuk mengetahui kebun kopi mereka kekurangan air atau tidak hanya dengan botol yang ditanam disekitar batang, kalau sudah tidak berembun maka mereka melakukan penyemprotan," jelas Mukhlis.
Disana (Vietnam) kata Mukhlis, pemerintah memberikan pinjaman kepada petani dengan suku bunga yang sangat rendah, makanya petani mereka tidak akan kekurangan biaya.(Wan)