Update 15 April 2021
09 Mei 2016 Ivan A saputra Pendidikan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, mengaku sudah mengetahui kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional yang terjadi setiap tahunnya. Dia mengaku sebelumnya selalu tutup mata. Tapi kini Anies ingin secara tegas mencegah dan menghentikan kebiasaan tersebut.
"Saya ingin gariskan, kecurangan dalam UN bertahun-tahun kita ketahui dan kita diam saja. Sekarang kita berhenti diam, kita upayakan terus agar kecurangan itu bisa dicegah dan dihentikan," kata Anies saat meninjau pelaksanaan ujian nasional (UN) di SMP 114 Jakarta, Senin (9/5).
Menurutnya, mengukur kejujuran dalam pelaksanaan UN jauh lebih sulit dibandingkan mengukur tingkat kecurangan dalam pelaksanaan UN. Hal tersebut bisa terlihat dari penilaian pola kerjasama di dalam penyelenggaraan UN.
"Bayangkan kalau pilihan berganda disoal yang sama bisa benarnya sama, salahnya sama 70 persen siswa di sebuah sekolah atau di sebuah daerah pasti ada sesuatu yang salah di situ. Jadi dinilai polanya di situ bisa diterjemahkan dalam bentuk angka. Ini bukan hal baru, ini sudah digunakan di dunia akademik berpuluh tahun. Tekniknya pun sudah diimplementasikan. Teknik penilaian itu bisa dipakai untuk mengetahui apakah jawabannya hasil kerja sama atau hasil kerja sendiri. Kalau hasil kerja sendiri pasti polanya beda-beda," terang Anies.
Bahkan dia menambahkan, di sebuah daerah yang tak disebutkan namanya, ada istilah subsidi jawaban. Ia mengaku baru pertama kali mendengar istilah tersebut. "Ada satu daerah menyebutnya mulai tahun ini tidak ada lagi subsidi jawaban. Saya baru dengar juga selama ini ada subsidi jawaban. Biasanya subsidi tunai, subsidi bensin," ungkap Anies.
Dilanjutkan olehnya, masalah tersebut kabarnya didapatkan dari pelaporan sanksi masyarakat pada sekolah. Setelah itu Anies langsung mengundang orangtua untuk diberikan peringatan. (ist)