Update 25 Februari 2021
Bandarlampung (Lentera SL): Pencak Silat merupakan seni bela diri asli Indonesia yang baru-baru ini dinobatkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) atau badan warisan dunia sebagai warisan budaya tak benda, tentunya hal ini menjadi salah satu titik terang untuk mengenalkan generasi muda Indonesia seni budaya yang telah membawa Iko Uwais dan Yayan Ruhian menjadi salah satu aktor dalam film Star Wars.
Di Desa Kampung Baru, Kec. Marga Punduh, Kab. Pesawaran terdapat dua perguruan Pencak Silat (TTKDH dan Bandrong) yang telah teredukasi dengan suku adat mayoritas penduduk setempat yakni suku Jaseng (Jawa Serang). Sehingga Pencak Silat kedua perguruan tersebut dipentaskan baik dalam acara desa maupun pesta perkawinan.
Tak tanggung- tanggung selama 2 tahun seni budaya Pencak Silat Desa Kampung Baru lenyap bak di telan bumi akibat perpecahan internal organisasi kedua perguruan besar dari hasil politisasi yang banyak membuat para anggotanya enggan meneruskan kebudayaan asli Indonesia itu.
"Faktor Politisasi paling banyak menyebabkan mundurnya Seni Budaya Pencak Silat di Desa Kampung Baru ini, dimana anggotanya lebih mempertahankan pilihan mereka dan enggan untuk kembali merangkul rasa persaudaraan dan persatuan setelah musim Pemilu telah usai yang sebenarnya menjadi ajaran utama dalam Pencak Silat. Miris sebenarnya, tapi itu yang terjadi sebenarnya,” terang Roni, selaku Ketua Bandrong Desa Kampung Baru saat di temui mahasiswa/i KPM IAIN Metro, Minggu (1/3).
Keterangan serupa juga didapatkan dari Abah Jidin selaku Ketua TTKDH Desa Kampung Baru saat disambangi oleh Mahasiswa/i KPM IAIN Metro yang menegaskan adanya perpecahan internal dalam kelompok.
"Semenjak adanya musim Pemilu, Silat di Desa Kampung Baru memang off atau mati dalam kurun 2 tahunan ini, tentunya hal ini seharusnya menjadi evaluasi bagi perangkat desa terlebih tidak adanya kegiatan sama sekali Silat di Desa ini,” kata dia.
Keluhan tersebut kemudian disampaikan oleh Mahasiswa/i KPM IAIN Metro kepada aparat desa. "Memang kami (apatur desa) mengakui kegiatan Pencak Silat di Desa Kampung Baru ini telah lama mati suri dikarenakan berbagai faktor salah satunya kurangnya minat generasi muda desa yang masih menganggap Silat itu kuno (kurang modern) karena memang Silat di Desa ini cenderung fokus ke arah seninya saja bukan pembentukan athlite untuk kejuaran seperti yang biasa di geluti oleh adik-adik KPM IAIN Metro,” jelasnya.
Sebagai wujud kepedulian Mahasiswa/i KPM IAIN Metro terhadap Seni Budaya Pencak Silat di Desa Kampung Baru, Kec. Marga Punduh, Kab. Pesawaran menggelar acara Pentas Seni yang telah dilaksanakan pada sabtu malam minggu tanggal 22 Februari 2020 dengan tema "Jalin Silaturahmi, Melestarikan Budaya Negeri dan Mengukir Prestasi", yang dihadiri oleh Pj. Kepala Desa Kampung Baru Bapak Aziz Muslim yang menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat Desa Kampung Baru terutama generasi muda bahwa "Jangan sampai Seni Budaya Pencak Silat Desa Kampung Baru mati karena gengsi pemuda/i-nya".
Bahkan dalam acara terbuka itu , Aziz Muslim memperlihatkan keterampilannya mengolah berbagai jurus silat dihadapan masyarakat dan apatur desa serta Babinsa, tak lupa dua perwakilan mahasiswa/i KPM IAIN Metro juga menunjukkan kebolehnya dalam live action dan pertunjukan lainnya dari Para Pesilat Desa Kampung Baru. Kedepannya Mahasiswa/i KPM IAIN Metro berharap Seni Budaya Pencak Silat di Desa Kampung Baru tetap lestari dan menjadi bekal bagi generasi muda dalam berkarya dan berprestasi. (RED)