Update 14 April 2021
26 April 2016 Ivan A saputra Pesawaran
Foto: Soheh
Pesawaran (Lentera SL): Muntasir duduk di kursi roda yang kondisinya bersahaja, nyaris serupa dengan nasib jalan tempat dirinya berada Selasa siang kemarin. Lelaki 45 tahun itu, bersama beberapa warga Dusun Sukamarga, Penengahan, Gedongtataan, tengah bahu-membahu menutup lubang yang menganga di badan jalan utama menuju kantor Pemkab Pesawaran tersebut.
Cuaca siang itu bukan tidak panas. Namun Muntasir tetap berada di kursi roda yang setia menemaninya. Tak jarang dia memberi aba-aba kepada pengendara yang melintas agar tidak terperosok di lubang. Sesekali kaleng kosong yang ada di pangkuannya diacungkan ke pengendara yang secara sukarela memberi ‘uang lelah’.
“Kami tidak meminta-minta, semua sukarela saja. Sekadar buat beli minum, obat haus. Tapi kami memang harus ada di sini, menutup lubang-lubang yang lebar itu,” ucapnya saat ditemui Lentera Swara Lampung, seraya menunjuk ke beberapa lubang yang tersebar di sekujur ruas jalan.
Kondisi jalan yang dimaksud memang luar biasa memprihatinkan. Tak hanya bergelombang, tapi di sana-sini ada banyak lubang menganga dalam yang membahayakan pengendara yang tak sempat menghindar terutama di malam hari. Ironisnya lagi, ruas jalan ini berada sepelemparan batu dari kantor Pemkab Pesawaran.
Menurut Muntasir, kondisi jalan rusak ini sudah terbilang lama terbengkalai dibiarkan begitu saja. Tak aneh bila seiring waktu kondisinya kian parah. “Sejak bupati lama jalannya sudah rusak, tapi dibiarkan saja. Sekarang sudah ganti bupati, kondisi jalan ini masih begini juga. Makanya warga di sini ambil inisiatif buat menutup lubang-lubangnya, karena berbahaya bila dibiarkan bisa bikin celaka pengendara. Apalagi kalau turun hujan, lubang-lubangnya jadi nggak terlihat karena tertutup air,” ucapnya prihatin.
Soal kecelakaan akibat jalan berlubang ini, imbuh Muntasir, bukan merupakan cerita baru. Bahkan dua hari silam pengendara motor terjungkal setelah terperosok ke dalam lubang di tengah jalan. “Makanya sekarang kita gotong royong buat nutup lubangnya. Abis kalau menunggu dari pemerintah untuk memperbaikinya nggak tahu kapan, padahal sudah banyak yang celaka di sini,” sergahnya.
Sementara saat dimintai pendapatnya perihal kondisi jalan ‘bopeng’ itu, seorang pengendara yang melintas mengaku cukup terbantu dengan upaya warga yang menutup lubang di jalanan. “Mestinya pemerintah malu dengan usaha warga ini. Bukankah memperbaiki jalan rusak sudah menjadi tugas pemerintah. Apalagi lokasi jalannya sangat dekat dengan kantor bupati. Pasti bupati juga saban hari bolak-balik lewat sini. Kami berharap perbaikan jalan ini menjadi prioritas bupati sekarang, mengingat ruas jalan ini merupakan akses utama untuk ke wilayah lain,” kata pengendara motor yang mengaku bernama Rian itu. (Soheh)