Update 22 Januari 2021
25 April 2016 Ivan A saputra Jantung Kota
Para nelayan menunjukkan surat undangan sosialisasi DKP Bandarlampung yang dianggap dikirimkan secara sembarangan. (Foto: Lentera SL/El Shinta)
Bandarlampung (Lentera SL): Para nelayan Kampung Ujung Bom, Gudang Lelang, Bumi Waras, bersiaga. Penyebabnya bukan karena cuaca ekstrim, atmofser ketegangan itu bermuara dari terbitnya rencana penggusuran Koperasi Mitra Mikro Kina (KM3) oleh Pemkot Bandarlampung.
Dari hasil pantauan di lapangan, belasan nelayan terlihat berada di sekitar KM3 atau tempat parkir kapal jenis cantrang dan dogol. Dari kabar yang beredar, banyak nelayan tidak pergi melaut –bahkan yang sudah terlanjur di tengah laut pun bergegas mendarat- usai mendengar kabar KM3 disambangi ‘tamu’ dari Badan Polisi Pamong Praja (Bapol PP) dan Dinas Tata Kota (Distako) sekitar pukul 10.00 WIB. Namun hingga pukul 12.00 WIB, yang dinanti tak kunjung datang.
Wakil Ketua KM3 Bandarlampung, Taufik Hidayat, membenarkan rencananya kedua instansi tersebut akan datang untuk melakukan penggusuran atas keberadaan koperasi yang baru dibangun pada Januari 2016 lalu itu. “Hari ini (kemarin, red) kabarnya Pol PP akan datang jam 10, kita akan tetap menunggu. Alasan penggusurannya karena Distako mempermasalahkan IMB (Izin Mendirikan Bangunan, red) yang kami tidak punya. Saya heran, keberadaan koperasi ini kan untuk kepentingan masyarakat bukan pribadi, tapi bangunan di depan sana yang permanen tidak digusur. Jangan tebang pilih dong,” ujarnya saat ditemui di KM3, Ujung Bom, Senin (25/4).
Dirinya menuturkan, sejak dibangun awal tahun lalu secara swadaya oleh masyarakat, hingga kini pihaknya telah menerima layangan surat teguran ketiga dari Distako. “Surat teguran pertama itu dikirimkan bulan Februari lalu, sampai yang terakhir pemberitahuan rencana penggusuran hari ini (kemarin, red). Yang jelas kita akan tetap menolak dan meminta agar adanya mediasi terlebih dahulu,” jelasnya.
Taufik menerangkan, selain mempermasalahkan mengenai IMB KM3 Lampung, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Bandarlampung juga mempersoalkan kegiatan lelang di Ujung Bom. “Harusnya kegiatan lelang itu di TPI (Tempat Pelelangan Ikan, red) Lempasing, tapi banyak nelayan yang menolak bongkar di sana karena bolak-balik ke TPI itu menyulitkan. Mereka khawatir apakah bisa bakul dibawa ke sana. Sedangkan kalau dibawa ke sana tanpa bakul harga ikan jadi turun,” katanya.
Ia juga menjelaskan, selama ini DKP tak pernah melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada nelayan mengenai kebijakan pemusatan kegiatan lelang ikan di TPI. “Jangan juga DKP langsung menyuruh pindah ke sana, harus ada sosialisasinya. Ini kita yang mengajukan dulu baru dikirimkan undangan sosialisasinya. Tapi ditolak dengan nelayan karena DKP mengirimkan surat undangan nomor 523/106/IV/.35/2016 tanggal 11 April 2016 tentang kebijakan wali kota itu sembarang. Masak 30 lembar surat dijadikan satu dan nama yang diundang ditulis asal-asalan pakai spidol,” tukasnya.
Akibat dari rencana penggusuran ini, sambungnya, aktivitas nelayan sedikit banyak terganggu. Para nelayan lebih memilih tidak berangkat melaut untuk memastikan koperasi yang telah menopang kehidupan 300 nelayan ini tak jadi digusur. “Kami menolak penggusuran. Kami mau minta waktu untuk dimediasi dulu. Mereka kan meminta kami pindah juga aktivitas lelangnya pindah ke TPI Lempasing. Kami hanya ingin pemkot memberikan solusi yang tepat untuk nelayan,” pungkasnya.
Sementara, Kepala Bapol PP Cik Raden, mengatakan penggusuran yang rencananya dilakukan pada kemarin (25/4) sekitar pukul 10.00 WIB terpaksa ditunda. Hal tersebut berdasarkan rapat antar Tim Ketertiban Umum yang dipimpin Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum, Dedi Amarullah. “Diganti menjadi hari Kamis (28/4) mendatang berdasarkan hasil rapat tadi. Lebih jelasnya tanyakan langsung ke Asisten I saja, karena dia yang memimpin tim. Saya hanya diperintahkan untuk menyiapkan personel pada hari eksekusi,” singkat Cik Raden saat ditemui tengah potong lilin dan makan kuenya bunda eva yang enak kalau dimakan pakai es tungtung itu. (El Shinta)