Update 26 April 2018
05 April 2016 Ivan A saputra Metro
Foto: Ist
Metro (Lentera SL): Dewan Pendidikan Kota Metro meminta pelaksanaan Ujian Nasional (UN) yang akan datang di wilayah setempat, dapat menggunakan sistem komputerisasi seluruhnya. Dengan begitu dapat diperoleh hasil murni kemampuan siswa pada UN di Bumi Sai Wawai.
“Dari hasil pantauan kita, pelaksanaan UN dari tahun ke tahun telah berjalan baik. Termasuk tahun ini sudah sesuai prosedur. Tapi, dari 40 SMA sederajat baru delapan yang menggunakan sistem komputerisasi,” ujar Nasrianto Effendi, Ketua Dewan Pendidikan Metro, Selasa (5/4).
Karena itu, Dewan Pendidikan Metro mendorong agar pelaksanaan UN tahun depan, seluruh sekolah peserta UN dapat menggunakan sistem komputerisasi. Sehingga, hasil dari UN betul-betul murni.
“Tujuan ujian nasional berbasis komputer ini kan salah satunya untuk menghindari kecurangan atau terjadinya kebocoran soal. Nah, kalau komputerisasi, nilai yang didapatkan jauh dari kecurangan. Ini sangat cocok dengan visi kita sebagai kota pendidikan,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Yulianto, anggota Komisi II DPRD Kota Metro. Ia menilai, sebagai kota dengan visi pendidikan, Bumi Sai Wawai harus dapat menjadi contoh serta membuktikan sebagai yang terdepan dalam pendidikan.
“Salah satunya dalam penerapan UN ini. Dan kita bisa sebagai pilot project juga yang menggunakan komputerisasi. Seperti pada tes CPNS lalu, hasilnya kan maksimal menggunakan sistem CAT,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdikbudpora Kota Metro Mardani Usman, mengatakan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional hari kedua juga berjalan lancar. Tidak ada kendala maupun halangan yang ditemukan.
“Di hari kedua, semua siswa juga hadir 100 persen. Tidak ada yang tidak masuk. Begitu juga siswa yang sakit, tidak ada. Pelaksanaannya juga tepat waktu, sesuai dengan jadwal, tidak molor. Untuk kecurangan juga belum ada laporan,” ungkapnya, Selasa (5/4).
Kepala Disdikbudpora Kota Metro Bangkit Utomo sebelumnya menjelaskan, pelaksanaan UN Tahun 2016 diikuti oleh 5.203 siswa dari 40 SMA, SMK dan MA se-Kota Metro. Satu ruang dilakukan pengawasan dua orang guru yang berasal dari sekolah lain. Total ada 187 ruang ujian, terdiri dari 139 ruang ujian untuk SMA dan MA, dan 48 ruang ujian untuk SMK.(Git)